Jumat, 11 Februari 2011

Home » » Ariani & Semangkok Bakso

Ariani & Semangkok Bakso

Pada malam itu Ariani bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ariani segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakso dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakso, tetapi ia tidak mempunyai uang. Pemilik kedai melihat Ariani berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata, “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakso? ” “Ya, tetapi, aku tidak membawa uang.” jawab Ariani dengan malu-malu. “Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu. ” jawab si pemilik kedai, “Silahkan duduk, aku akan menyiapkan semangkok bakso untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakso. Ariani segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. ” Ada apa, nona?” tanya si pemilik kedai. “Tidak apa-apa. Aku hanya terharu.” jawab Ariani sambil mengeringkan air matanya. “Bahkan seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakso, tetapi, ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri.” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ariani, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakso dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak segala macam lauk pauk dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya.”

Ariani terhenyak mendengar hal tersebut. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakso dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.”

Ariani segera menghabiskan baksonya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ariani, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah: “Ariani, kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang”. Pada saat itu Ariani tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis di hadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga), khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita.....................

Artikel ini saya persembahkan untuk Nyoman Ariani

Related Posts by Categories

Ditulis Oleh : Mad Buddy ~ Just Write

Artikel Ariani & Semangkok Bakso ini diposting oleh Mad Buddy pada hari Jumat, 11 Februari 2011. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

:: Get this widget ! ::

0 komentar:

Posting Komentar

Jika anda suka dengan artikel ini jangan segan untuk berkomentar ya, Komentar anda sangat diperlukan untuk develop blog ini.

Kalo nggak punya URL, Google Acc, silahkan beri komentar sebagai: Anonymous. Terimakasih.

Photobucket
Silahkan untuk menambahkan LINK Blog anda dibawah ini

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites