Senin, 21 Februari 2011

Home » , , » Jangan Sia-siakan Lagi Momentum

Jangan Sia-siakan Lagi Momentum

 Pasar dan industri digital tumbuh mencengangkan. Genius lokal pun bermunculan sebagai digitalpreneur yang mumpuni. Sambangi mereka sekarang juga, jika tak ingin menyesal kelak.
 
Belum pernah ada, rasanya, peluang sebesar dan seluas yang ditawarkan bisnis digital. Cobalah Anda bayangkan sendiri. Saat ini, praktis semua lahan bisnis tersentuh penerapan teknologi informasi (TI). Dari yang kelas raksasa (seperti industri pertambangan, perbankan, dan raja-raja consumer goods) hingga bisnis kecil-kecilan (para perajin patung kayu dan pembuat sirup rumahan, misalnya).

Seiring dengan tumbuhnya kesadaran para pelaku bisnis akan krusialnya penerapan TI untuk kepentingan bisnis, jasa dan produk berbasis TI sebagai pendukung dan penopangnya pun semakin marak. Tren inilah yang kemudian memicu sekaligus memacu lahirnya wirausaha-wirausaha baru di bisnis digital yang kini biasa disebut digital entrepreneur atau (disingkat) digitalpreneur. Merekalah orang-orang yang cekatan menunggangi gelombang perubahan lanskap bisnis yang berkembang amat cepat selama beberapa tahun terakhir.

Memang, belakangan, semakin banyak wirausaha baru yang bisa hidup dan besar dari bisnis TI. SWA, misalnya, pernah menampilkan sosok Tjendra Kosim, pemilik dan dirut PT ExcelSoft Dynasys, yang berhasil mengembangkan aplikasi akuntansi dan payroll. Bermodalkan Rp 30 juta, mantan konsultan di KPMG ini membangun bisnis TI sendiri dan sekarang berkantor di Wisma Kosgoro. Sudah 500-an perusahaan yang menggunakan software keluaran ExcelSoft Dynasys, termasuk perusahaan besar seperti Coca-cola, BAT Indonesia, Rio Tinto, Harian Bisnis Indonesia, dan beberapa perusahaan di lingkungan Grup Lippo
Contoh lainnya adalah John Sihar, pemilik PT Pentakom Megajasa Sarana, yang sukses berbisnis TI dengan menyasar klien sekelas PT Elnusa. Pernah juga ditampilkan sosok Abimanyu Wachjoewidajat, pemilik software house untuk aplikasi berbasis SMS, dengan mengibarkan PT Inovasi Mitra Solusindo. Tentu masih banyak lagi sosok digitalpreneur sukses yang pernah ditampilkan SWA.

Sementara itu, melesatnya jumlah pelanggan operator telepon seluler di negeri ini juga berandil besar mempercepat lahirnya para digitalpreneur baru. Lihatlah, Telkomsel, yang pada 2007 baru mempunyai sekitar 48 juta pelanggan, kini telah menembus 100 juta pelanggan. Demikian juga Indosat dan XL yang masing-masing kini berhasil meraup sekitar 40 juta pelanggan. Hampir semua provider dan operator telekomunikasi di Indonesia mengakui bahwa 40%-60% trafik Internet didominasi Facebook. Bahkan, dengan jumlah pengguna sekitar 30 juta, Indonesia kini menempati deretan negara yang terbanyak menambah pengguna Facebook di dunia. Selain Facebook, situs lain yang laris di Indonesia adalah blogger.com, Wordpress.com dan kaskus.us. Semua situs laris ini, yang menarik, ternyata sekadar wadah, sementara kontennya semua di-generate oleh pengguna Internet, bukan pengelola situs.

Nah, dari situs-situs pertemanan dan komunitas itulah terbuka peluang untuk berbisnis dengan cara yang mudah, praktis, bahkan gratis. Sembari sekadar ngobrol, seseorang dapat menawarkan solusi, menempelkan produk di wall atau catatan di Facebook. Tentu saja, di samping situs pertemanan ini, ada situs-situs komersial yang memang fokus pada kegiatan perdagangan seperti kaskus.us forum jual-beli dan bekas.com yang ramai trafik dan transaksinya. 

Pemacu lain merebaknya digitalpreneur, tentu saja, pesatnya pertambahan pengguna gadget dan terus berkembangnya TI. Sekarang, misalnya, berkembang banyak sekali framework (bahasa pemrograman) yang kian murah (bahkan gratis), simpel dan canggih. Lihat pula, pesatnya perkembangan teknologi mobile dan media sosial (Facebook, Twitter, iPhone, BlackBerry, Nokia, Plurk, dan sebagainya). Nun di sebelahnya, para vendor besar pun sigap memberi dukungan dana, misalnya Telkom lewat Ventura Capital dan Microsoft melalui jejaring ISV-nya.

Duit yang berputar di bisnis digital ini pun bukan main-main. Sekadar contoh, pernahkan Anda bayangkan berapa nilai bisnis mobile content di Indonesia saat ini? Untuk konten musik digital saja kini diperkirakan mencapai Rp 600 miliar. Di Telkomsel, misalnya, tercatat pengguna aktif download fulltrack berbayar sebanyak 50 ribu-60 ribu pengguna. Secara total, pada 2009, nilai bisnis layanan konten seluler dan fixed wireless access telah menembus Rp 7 triliun. Ini artinya, ada jatah 30% buat digitalpreneur yang menggeluti bisnis mobile content.

Jadi, tunggu apa lagi? Pasar dan industri digital, seperti terlukis di atas, tumbuh amat mengesankan. Bukan sebatas saat ini, tetapi justru sangat prospektif di masa depan. Pada saat bersamaan, lihatlah, kini banyak bertumbuhan digitalpreneur ataupun para genius lokal sebagai strartup entrepreneur yang hebat dan potensial. “Spesies-spesies” istimewa ini umumnya mengawali bisnis mereka semata berbekal visi, passion dan, tentu saja, otak yang cemerlang. Banyak dari mereka yang kini mulai terbuka dan siap diajak bermitra.
Bagi para pemilik dana di negeri ini, jangan sia-siakan momentum ini. Sebab, seperti yang sudah terjadi pada beberapa kasus, para pemodal asinglah yang ternyata jauh lebih sigap mengendus dan menyantap peluang sedap ini. Sudah menjadi rahasia umum, seperti emerging markets lainnya, Indonesia pun kini berada dalam radar para venture capital global. Sekadar pengetahuan, 18% dari PDB Amerika Serikat kini disumbang oleh perusahaan yang didukung modal ventura semacam Microsoft, Cisco, Compaq dan Google.
Anda tahu kan maksudnya? Betul: jangan sampai kelak Anda cuma bisa gigit jari dan — parahnya — menyalahkan keadaan. Source: Harmanto Edi Djatmiko

Related Posts by Categories

Ditulis Oleh : Mad Buddy ~ Just Write

Artikel Jangan Sia-siakan Lagi Momentum ini diposting oleh Mad Buddy pada hari Senin, 21 Februari 2011. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

:: Get this widget ! ::

0 komentar:

Posting Komentar

Jika anda suka dengan artikel ini jangan segan untuk berkomentar ya, Komentar anda sangat diperlukan untuk develop blog ini.

Kalo nggak punya URL, Google Acc, silahkan beri komentar sebagai: Anonymous. Terimakasih.

Photobucket
Silahkan untuk menambahkan LINK Blog anda dibawah ini

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites